Ducati yang Dulu Bukanlah yang Sekarang

Pada gelaran MotoGP 2021, salah satu pabrikan dari Italia, Ducati, bisa dibilang sukses dan masih berpeluang untuk menjadi juara pabrikan. Dilihat dari performa tiga pembalap mereka, Johann Zarco (Pramac Racing), Francesco Bagnaia, dan Jack Miller (keduanya dari Ducati Lenovo), yang masih punya peluang untuk menjadi juara dunia, jajaran tim Ducati pasti bangga.

Meskipun dulu sempat mendominasi di MotoGP 2007 berkat kedigdayaan Casey Stoner, Ducati memasuki masa paceklik gelar hingga kini. Bahkan, di tahun 2011—2012, seorang Valentino Rossi yang diharap mampu meningkatkan prestasi Ducati pun menyerah dan hanya sanggup bertahan dua musim menunggangi Desmosedici, motor andalan pabrikan Ducati di MotoGP.

Selama dua musim di Ducati, penampilan Rossi tergolong buruk. Dia terus mengeluh bahwa Desmosedici yang ia tunggangi tidak mau belok, sulit dikendarai, dan dia tidak percaya diri saat mau memacunya.
Baru-baru ini, setelah satu dekade berlalu, ada pihak yang memperkuat argumen Rossi. Michelle Piro, pembalap uji tim Ducati, mengakui bahwa keluhan Rossi terkait “buasnya” Desmosedici memang benar.

Ducati rider Valentino Rossi of Italy races during the first MotoGP free practice session of the Red Bull Indianapolis Grand Prix at the Indianapolis Motor Speedway on August 26, 2011. AFP PHOTO/Stan HONDA / AFP PHOTO / STAN HONDA

Pirro mengatakan untungnya saat ini semua berbeda. Pebalap seperti Jack Miller dan Francesco Bagnaia tidak perlu merasakan masalah yang sama. “Mereka yang sekarang datang ke Ducati benar-benar menemukan dunia lain, tetapi saya meyakinkan Anda bahwa di masa lalu itu sulit,” kata pebalap dari San Giovanni Rotondo itu.

Motor Ducati zaman Rossi dan yang sekarang sudah berubah jauh. Hal itu tak lepas dari peran kru dan insinyur Ducati yang terus mengembangkan motor dengan cara yang kreatif. “Ada grup besar, semuanya orang Italia, yang bekerja sebagai tim dan dengan penuh semangat. Dall’Igna, Ciabatti dan Tardozzi adalah orang-orang yang tepat dan kami selalu berusaha melakukan yang terbaik dengan sumber daya yang kami miliki,” katanya.

Jika dipikir-pikir, nasib suram Rossi dulu mungkin menjadi tolok ukur pengembangan Desmosedici yang sekarang. Saat ini, Desmosedici sepertinya sangat dominan. Kita tunggu saja kiprah para pembalap Ducati, mudah-mudahan mereka mampu mematahkan dominasi pabrikan Jepang—Honda, Yamaha, dan yang terakhir Suzuki di tahun lalu—yang sudah terus-terusan juara sejak 2008 hingga tahun lalu.